Bersyukur atas keunikan kita, sebagai seorang laki-laki dan perempuan, menjadi sebuah harapan bahwa kita semakin menerima diri kita.
Dengan menyadari panggilan kita baik
sebagai laki-laki dan perempuan, kita dapat menghargai laki-laki dan perempuan
bukan semata-mata berdasarkan perannya, tetapi lebih sebagai satu ciptaan Allah
yang mulia.
1. Menerima
dengan Bangga Atas Kodrat Diriku sebagai Laki-laki dan Perempuan
Kita diciptakan Allah dan terlahir kedunia sesuai dengan kodrat kita masing-masing, sebagai seorang laki-laki atau perempuan yang harus kita terima dan kita syukuri. Dalam perkembangan sejarah dan perkembangan situasi social banyak ketimpangan-ketimpangan yang memunculkan perlakuan tidak adil antara kodrat laki-laki dan perempuan, laki-laki lebih dihormati dan mendapatkan tempat dalam status social. Bukan hanya dalam jaman sekarang, tetapi sudah sejak jaman dahulu kaum perempuan diposisikan lebih rendah dari kaum laki-laki, dalam perjalanan sejarah banyak pendapat yang muncul dikalangan tokoh-tokoh dunia tentang perempuan. Contohnya :
a) Plato, “Perempuan adalah degradasi laki-laki, seorang laki-laki pengecut pada kelahiran berikutnya akan menjadi perempuan”
b) Aristoteles, “Andaikata perempuan punya jiwa, maka jiwa yang dimilikinya tidak sepenuh yang dimiliki laki-laki”,
c) Ferdinan Marcos, “saya tidak takut pada siapa pun, juga terhadap wanita, tempat sorang wanita adalah di tempat tidur”.
Hal ini menandakan
bahwa kaum perempuan masih dipandang sebagai kaum yang lemah dan rendah, dapat
terjadi karena masih kuatnya paham patriartkhi, yang mengajarkan
bahwa garis ketentuan anak ditentukan oleh garis dari ayah, maka semua pranata
social tentang kehidupan dilatarbelakangi oleh pandangan patriartkhi, seorang
ayah menjadi penentu keturunan. Maka dalam proses kehidupan, kaum laki-laki
menjadi kelompok masyarakat yang berkuasa, akibatnya, kakuasaan kaum laki-laki
menjadi sebuah system yang kuat dan dianggap benar, kekuasaan ini dibangun atas
dasar pandangan pasangan laki-laki dan subordinat bagi perempuan, yang juga
dapat menciptakan stereotip perempuan di dalam masyarakat, baik itu muncul
dalam eksploitasi media maupun tradisi atat adat tertentu.
Bahkan dalam dunia
modern sekarang ini, perempuan sering dipatrunkan dan atau dieksploitasu untuk
kepentingan yang bersifat ekonomis atau entertainment (kesenangan),
sehingga tidak sedikit yang memunculkan tindakan kriminalitas dimana perempuan
menjadi korban, mulai dari korban pornografi, pemerkosaan, jual beli manusia,
kekerasan, pelecehan seksual, dan sebagainya. Dalam kehidupan social
masyarakat, perempuan lebih berperan sebagai pelaksana dan bukan pengambil
keputusan, perempuan, sering kali tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan
kaum laki-laki dalam banyak hal. Perempuan sering mempunyai peran ganda yang
begitu berat, perempuan yang bekerja tetap dituntut tanggungjawab atas
kesejahteraan dalam keluarga. Tidak jarang muncul diskriminatif dan fanatik,
bukan hanya terhadap perempuan tetapi juga terhadap kaum yang lemah.
Dalam perkembangan
dunia dewasa ini, kita telah mendengar, menyaksikan, bahkan mempelajari
berbagai usaha untuk melawan diskriminatif terhadap perempuan, isu kesetaraan Gender menjadi
sebuah wacana yang berkembang. Kesetaraan dan Keadilan Gender, menjadi bagian
yang sangat penting dan menjadi sebuah komitmen untuk diperjuangkan. Maka
ketika kita melihat hubungan social antara laki-laki dan perempuan, kita perlu
menyadari Kesetaraan dan Keadilan Gender, yang menjadi sebuah gerekan
emansipasi perempuan untuk mengembalikan martabat perempuan sebagai manusia
yang mempunyai hak asasi dan hak kehidupan yang sama dengan laki-laki. Seorang
perempuan adalah ciptaan Allah yang mulia, yang mempunyai kedudukan yang sama
dengan laki-laki, tidak ada perbedaan status sosial dan budaya antara lakiplaki
dan perempuan. Laki-laki dan perampuan adalah mitra yang saling melengkapi satu
sama lain. Perbedaan terletak pada kodratnya secara biologis tetapi bukan di
dalam martabatnya secara sosial dan dan hokum. Laki-laki dan perempuan
merupakan pribadi yang sama, sama-sama ciptaan Allah yang sungguh “amat baik”
adanya (Kej 1:31). Laki-laki dan perempuan diciptakan sesuai dengan citra
Allah, laki-laki dan perempuan diciptakan untuk saling melengkapi,
menyempurnakan, melanjutkan keturunan, mencapai kebahagiaan dan keselamatan
hidup.
2. Bersyukur
Atas Panggilanku sebagai Laki-laki dan Perempuan
Dalam Kitab mazmur
dikatakan, “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dasyat dan ajaib;
ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya”. (Maz 139:14).
Dari teks tersebut mau
mengatakan, bahwa kita adalah makhluk yang ajaib, unik dan luar biasa, yang
telah diciptakan oleh Allah. Kita dilahirkan baik laki-laki atau perempuan
mempunyai sesuatu yang luar biasa dari tubuh jasmani kita. Tubuh kita secara
biologis merupakan organism yang paling kompleks dan unik di dunia, setiap
bagian kita dari yang paling kecil mengungkapkan dan menghadirkan bahwa
semuanya diciptaan secara dasyat dan ajaib. Semua keajaiban ini hendaknya
kita sadari dan kita syukuri, ada banyak hal dan cara yang dapat kita lakukan
untuk mensyukuti kodrat panggilan hidup kita sebagai laki-laki dan perempuan.
Wujud syukur yang paling utama adalah menerima diri kita apa adanya.
COMMENTS