Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus: Latar Belakang

A.     LATAR BELAKANG DAN SEBAB-SEBAB SENGSARA DAN WAFAT YESUS Untuk memahami peristiwa Yesus dihukum mati dan menjalani hukuman mati, ada...


A.    LATAR BELAKANG DAN SEBAB-SEBAB SENGSARA DAN WAFAT YESUS

Untuk memahami peristiwa Yesus dihukum mati dan menjalani hukuman mati, ada baiknya kita mengamati dua hal berikut ini :

1. Konteks sosial menjelang penyaliban Yesus

2. Mereka yang berperan dalam penyaliban Yesus

1.      Konteks Sosial Menjelang Penangkapan, Pengadilan, dan Penyaliban Yesus

1)      Konteks Perayaan paskah

Perayaan Paskah merupakan pesta bangsa Israel untuk memperingati peristiwa pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Perayaan ini berlangsung selama tujuh hari, menajdi pekan roti tak beragi. Bangsa Israel menghayati peristiwa pembebasan dari Mesir sebagai keterlibatan Allah dalam hidup mereka. Pada perayaan Paskah itu, seluruh rakyat terlibat dengan cara berziarah ke Yerusalem. Maka, Yerusalem dipadati oleh rakyat yang akan merayakan Paskah.

Dalam rangka perayaan Paskah tersebut, Yesus dan murid-murid-Nya juga pergi ke Yerusalem. Dalam situasi Paskah Yahudi itulah, terjadi peristiwa besar yang menimpa diri Yesus. Ia ditangkap, diadili, dan disalibkan. Pengadilan dan penyaliban Yesus diwarnai oleh berbagai isu yang berkembang pada waktu itu.

2)      Pemberontakan terhadap Pemerintah Roma

Biasanya, dalam setiap perayaan paskah, tentara Roma juga selalu siap siaga untuk menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan, misalnya kekacauan. Pada masa Yesus, situasi Palestina tidaklah tenteram. Selalu ada usaha-usaha untuk melawan pemerintah Romawi.

Pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah dan pernyataan diri-Nya sebagai Mesias dapat menubuhkan harapan bangsa Yahudi akan datangnya Mesias. Harapan ini akan mendorong mereka untuk memberontak. Dengan demikian, tindakan Yesus dapat menumbuhkembangkan pemberontakan politis seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Zelot. Hal itulah yang dijadikan alasan oleh para pemuka agama Yahudi untuk menghukum Yesus dan menghadapkan-Nya pada Ponsius Pilatus.

Dalam peristiwa penangkapan dan pengadilan terhadap Yesus, pasukan Romawi diperalat oleh para pemuka agama yang mengisyaratkan bahwa Yesus dan pengikut-Nya termasuk dalam kelompok orang yang mau memberontak. Markus menceritakan, “Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan” (bdk. Mrk.15:7)

3)      Munculnya Mesias-Mesias Palsu

Pada masa kehidupan Yesus telah muncul beberapa orang yang diyakini oleh orang-orang Yahudi sebagai Mesias. Mereka dipandang sebagai Mesias seperti diramalkan oleh nabi Yesaya. Nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengangkat seorang keturunan Daud untuk naik takhta kerajaan. Orang-orang yang dianggap memenuhi nubuat nabi Yesaya pada masa itu antara lain Yudas dari Galilea dan Simon dari Bar Kokhba.

Munculnya mesias-mesias itu selalu diwaspadai oleh pemerintah Roma. Se­bab, biasanya setelah seorang mesias mulai muncul, maka akan disusul adanya pemberontakan. Mesias-mesias yang ada menjadi biang kerusuhan.

Injil dengan jelas membedakan antara Yesus dan orang-orang yang dianggap mesias itu. Ha1 ini sungguh-sungguh diketahui oleh Pilatus dan orang-orang Ro­mawi lainnya. Oleh karena itu, dalam proses pengadilan yang dipimpinnya, Pilatus berusaha membebaskan Yesus. Pilatus mengetahui bahwa tindakan Yesus berkaitan dengan hidup keagamaan clan bukan politis. Tindakan Pilatus semakin jelas dengan tawarannya untuk membebaskan Yesus atau Barabas.

Namun, orang Yahudi tidak mau mengambil risiko dengan Yesus itu. Yesus pernah membuat kehebohan di Bait Allah. Kalau terjadi lagi, pasukan Romawi dapat menyerbu Bait Allah. Padahal; banyak penduduk Yerusalem menggantung­kan hidupnya pada BaitAllah. BaitAtlah sebagai tempat ziarah merupakan sumber naflcah bagi mereka. Maka lebih baik mereka memilih Barabas untuk dibebaskan.

 

2.      Mereka yang Berperan dalam Peristiwa Pengadilan dan Penyaliban Yesus

a. Para Petinggi Agama

Warta dan tindakan Yesus memang barn, rnerombak agama Yahudi. Hal ini jelas tidak disukai oleh para pemuka agama. Para pemuka agama itu beranggapan bahwa hanya agama yang menjamin kelangsungan bangsa. Barangsiapa merong­rong agama dianggap membahayakan bangsa. Perubahan agama dianggap dapat menimbulkan murka Allah. Jika Allah murka maka habislah riwayat bangsa Yahudi.

Yesus berasal dari “udik”, dari suku yang agamanya tidak kokoh. “Tidak ada nabi yang berasal dari Galilea!” Yesus tidak berijazah, tidak berpendidikan, dengan hak apakah la mengutik-utik Kitab Suci? Yesus tidak mempunyai backing, ke­luarganya sederhana, teman-temannya rakyat jelata, sekelompok orang yang tidak mempunyai wewenang agama sedikit pun juga. Apa yang dibuat oleh Yesus, se­hingga bermacam-ma.cam tuduhan dilemparkan kepada-Nya oleh para ahli Taurat dan kaum Farisi?

ü  Yesus bergaul dengan sampah masyarakat: Ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat bahwa ia makan dengan pe­mungut bea cukai dan orang berdosa.

ü  Yesus dianggap melanggar hukum Taurat: Yesus menyatakan semua makanan halal; Ia menyentuh orang kusta; Ia tidak berpuasa.

ü  Yesus dianggap melanggar adat saleh: Yesus berbicara dengan perempuan kafir; Ia membela wanita pezinah; Ia makan dengan tangan najis.

ü  Yesus dianggap melanggar Sabat: Yesus berkata: “Hari Sabat diadakan untuk manusia clan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2: 27)

ü  Yesus dianggap mencampuri urusan para pemuk, agama: Imam Agung bertanggung jawab atas Bait Allah. Tetapi, Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah, padahal Dia dianggap tidak mempunyai hak apa-apa terhadap urusan Bait Allah. Yesus dianggap berani mengatakan bahwa Ia mengerti apa yang dikehendaki Allah, bahwa ia mengenal Allah lebih daripada para nabi dahulu, lebih daripada Musa. Di mata para petinggi agama, Yesus dianggap provokator.

b. Para Petinggi Pemerintahan

Pada masa Yesus, situasi Palestina tidak aman/tenteram, karena selalu ada usaha-usaha untuk melawan pemerintahan Romawi. Pewartaan Yesus tentang Ke­rajaanAllah dan pernyataan diri-Nya sebagai Mesias dapat menumbuhkan harapan bangsa Israel akan datangnya Mesias. Harapan ini akan mendorong mereka untuk memberontak. Dengan demikian, tindakan Yesus dianggap dapat menumbuhkan pemberontakan politis seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Zelot. Hal itulah yang telah dijadikan alasan para pemuka agama Yahudi untuk menghukum Yesus dan menghadapkan-Nya pada Pilatus.

Dalam peristiwa penangkapan dan pengadilan terhadap Yesus, pasukan Romawi diperalat oleh para pemuka agama bahwa Yesus dan pengikut-Nya termasuk dalam kelompok orang yang mau memberontak. Markus menceritakan : “Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan” (Mrk. 15:7).

Keributan di Bait Allah ketika Yesus dan murid-murid-Nya menghalau para pedagang mungkin membuat pemerintahan kolonial Romawi mencurigai Yesus. Ketiga bangsa-Nya sendiri menyerahkan Yesus, pemerintah Romawi rupanya tidak terlalu berkeberatan untuk mengamankan dan membebaskan dia dari segala tuduhan.

c.Vonis Hukuman Mati untuk Yesus

Seluruh majelis agama menolak Yesus. Dengan suara bulat, mereka memutus­kan untuk memberikan hukuman mati terhadap Yesus. Imam Agung, pemimpin yang dipilih Allah untuk menggembalakan umat-Nya, membuang Yesus.

Ponsius Pilatus, gubernur sipil menghukum Yesus. Nlurid-murid dan teman­teman Yesus tidak seorang pun membela-Nya. Mereka semua meninggalkan Yesus dan membiarkan Dia dihukurn mati disalib. Menurut keyakinan Yahudi, mati di­salib merupakan tanda bukti bahwa seseorang dibuang oleh Allah sendiri.

Hukuman mati disalib itu lebih daripada mencabut nyawa saja. Mati di kayu salib berarti: dibuang oleh bangsanya dan dikutuk oleh Allah. Mayat seorang terhukum harus lekas-lekas dikuburkan, karena dianggap mengotori dan menajis­kan tanah yang diberikan Allah.


COMMENTS

Nama

Info Katolik,14,Katekese,71,Pendidikan Agama Katolik Kelas 10,21,Pendidikan Agama Katolik Kelas 11,14,Pendidikan Agama Katolik Kelas 12,10,Renungan Harian,77,
ltr
item
Iman Budi Pekerti: Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus: Latar Belakang
Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus: Latar Belakang
https://1.bp.blogspot.com/-JwplUhTCKww/YFGuj4jUSAI/AAAAAAAAAns/qf2gssniDTExVPPTGSXGHgtNhxsTUXEaQCLcBGAsYHQ/s320/14.png
https://1.bp.blogspot.com/-JwplUhTCKww/YFGuj4jUSAI/AAAAAAAAAns/qf2gssniDTExVPPTGSXGHgtNhxsTUXEaQCLcBGAsYHQ/s72-c/14.png
Iman Budi Pekerti
https://www.imanbudipekerti.com/2020/07/sengsara-wafat-dan-kebangkitan-yesus.html
https://www.imanbudipekerti.com/
https://www.imanbudipekerti.com/
https://www.imanbudipekerti.com/2020/07/sengsara-wafat-dan-kebangkitan-yesus.html
true
5109731088758417862
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content