GEREJA YANG MELAYANI ( DIAKONIA) Latar Belakang. Ciri cinta kasih gereja tampak sangat nyata dalam sikap utamanya yakni m...
GEREJA YANG MELAYANI (DIAKONIA)
Latar
Belakang.
Ciri cinta kasih gereja tampak
sangat nyata dalam sikap utamanya yakni melayani. Inilah salah satu pesan utama
Yesus Kristus setelah Ekaristi pada malam perjamuan terakhir. Yesus
menanggalkan jubah tuan-Nya, lalu mengikatkan kain lenan pada pinggangnya
seperti yang dilakukan para pelayanan. Lalau mulailah dia melakukan pekerjaan
para hamba : mencuci kaki murid-muridnya. Tentu saja murid tersentak kaget,
Petrus dengan terang menolak. Tapi Yesus bilang kalau dia tidak mau dicuci
kakinya maka tidak pantas menjadi murid-Nya, sebab semua murid-Nya
harus melakukan hal serupa kepada sesamanya. (Yohanes 13: 1 –
20) Kisah penuh emosional ini sungguh menyentuh hati para Rasul, maka
mereka semua bekerja sungguh-sungguh dalam pelayanan, menjadi hamba di antara
para hamba. (Lukas 17:10) bahkan bersedia mati untuk itu. Mereka semua, kecuali
Yohanes, memang akhirnya jadi martir demi Kristus.
Dasar Pelayanan dalam Gereja
Dasar pelayanan dalam Gereja adalah semangat pelayanan Kristus sendiri. Pelayanan Kristiani adalah sikap pokok para pengikut Yesus. Dengan kata lain, melayani sesama adalah tanggung jawab setiap orang Kristiani sebagai konsekuen dalam imannya.
Ciri-ciri Pelayanan Gereja
a. Bersikap
sebagai pelayan.
Mereka tidak protes,
mereka melakukan apapun HARUS (sanggup atau tidak, ikhlas atau terpaksa)
dilakukan, siap untuk diperlakukan sebagai hamba yang tidak berguna yang hanya
siap melaksanakan semua tugas. (Lukas 17:10)
b. Tetap
Setia pada Kristus.
Melihat beratnya ciri
pertama di atas, maka sangat penting untuk kita dekat dan bersatu pada Kristus
sumber kekuatan. Dari-Nya kita akan mendapat penghiburan dan kekuatan untuk
melaksanakan tugas yang sering melampui kemampuan kita sebagai manusia. Tuhan
pun tahu, tugas para murid-Nya ini berat, maka Dia berjanji untuk berserta kita
SELALU sampai akir zaman (Matius 28:20)
c. Sasaran
utamanya terutama adalah kaum miskin – Option for the Poor.
Keadilan jangan
berpihak kepada siapapun termasuk yang miskin, tapi pelayanan harus tetap
mengutamakan kaum miskin, terpinggir dan tidak beruntung hidupnya. Pelayanan
itu bukan saja karikatif – rumah sakit murah, memberi makan, tapi juga
memberikan pendidikan agar mereka dapat mandiri dan juga mereformasi system
politik agar membela hidup mereka.
d. Rendah
Hati.
Ini adalah ciri utama
pelayan. Seumur hidupnya dia harus tetap melihat dirinya sebagai pelayan (ciri
nomor a di atas). Pelayan boleh bangga, bersyukur dan kagum pada
hasil kerjanya, tapi tidak boleh sombong. Untuk setiap hasil yang baik atau
tidak, dia bersyukur sebab telah ikut ambil bagian dalam karya
Allah. (Roma 15:17. Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah
tentang pelayananku bagi Allah).
Dalam Gereja ada Diakon yang
punya tugas khusus untuk melayani. Namun semua umat dituntut untuk memiliki
sikap melayani dalam pelbagai macam cara hidup mereka. Misalnya:
A. Di bidang Transformatif :
kebudayaan dan pendidikan.
Gereja berusaha terus membangun
peradaban manusia (trans – melewati dan form – bentuk), melewati jaman sambil
terus memperkenalkan nilai-nilai kerajaan Allah. Jalan paling ampuh adalah
lewat budaya dan pendidikan. Maka muncullah sekolah-sekolah Katolik, bukan
untuk mengkatolikan tapi untuk membangun manusia yang beradap – memiliki cinta
kasih dan rasionalitas baik. Di Indonesia banyak sekali pemikir dan budayawan
Katolik yang berpengaruh. Misalnya, Rm. Drost SJ, Rm.
Mangunwijaya(sastrawan, budayawan dan pendidik), Rm. Sinduanta (wartawan,
budayawan), Rm. Mudjisutrisno(budayawan dan pendidik), dan masih
banyak yang lainnya. Di negeri ini Institusi Pendidikan Katolik selalu menjadi
patokan kemajuan pendidikan Indonesia.
B. Di bidang Karikatif :
kesejahteraan. (Charitas – kasih ; care – merawat)
Bidang ini meliputi pelayanan di
bidang kesehatan, misalnya mendirikan rumah sakit atau klinik, atau
lembaga-lembaga sosial ekonomi seperti koperasi Credit Union (CU). Misalnya, CU
Melania di Bandung yang sudah beromset ratusan miliaran, tidak saja melayani
umat gereja tapi terbuka kepada siapa saja yang mau ikut. Atau karya karikatif
terhadap orang-orang jompo. Di bidang ini kita kenal Mather Teresadari
Kalkuta, St. Damianus, dokter perawat kusta di kep. Molokai.
C. Di bidang Reformatif :
bidang politik dan hukum (reform : membentuk kembali)
Peran
gereja adalah menjaga tata dunia ini agar menyerupai dunia Kerajaan Allah yang
penuh kasih, damai, sejahtera, adil, jujur dan benar. Tanpa kekerasan. Karena
itu gereja mengutus para imam dan terutama para awam untuk menjadi
garam dan terang dunia di dunia Politik dan Hukum. Mengapa kedua
bidang ini, sebab politik dan hukumlah yang menguasai suatu bangsa.
Pada bidang ini kita kenal Rm. Magnis Suseno (Penulis dan Pengajar Etika Politik), kini ada Ignatius Jonan di Kabinet Kerja Jokowi yang memajukan system Kreta Api Indonesia.
Perhatikan perbedaan berikut.
Pekerja |
Pelayan |
Orientasinya adalah uang |
Oritentasinya Berkat |
Bahagia jika
jabatan / gaji naik. |
Bahagia jika dirinya makin
berarti untuk orang lain. |
Kerja berdasarkan jam kerja. |
Siap sedia kapan pun
dibutuhkan. |
Kemajuan perusahan / usaha
berarti kesejahteraan pekerjanya. |
Kebahagiaan orang lain berarti
kemuliaan Tuhan dan kebagiaan batin pribadi. |
Saya harus mendekati orang lain
sebab saya membutuhkan mereka. |
Saya mendekati mendekati orang
lain sebab mereka membutuhkan saya. |
Saya harus mendapatkan apa yang
mereka punya. |
Mereka harus mendapatkan apa
yang saya punya. |
Harus selektif memilih
patner atau sasaran pelanggan. Jauhi yang tidak berdaya / miskin. |
Semua orang patut pendapat
pelayanan, terutama yang tidak berdaya / miskin |
COMMENTS