Pengkhianatan Yudas selalu menjadi misteri bagi kita: Mengapa ia membiarkan Yudas melakukan hal itu? Apa maksud Allah dibalik pengkhianatan Yudas?
“Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang menyerahkan Aku” (Mat 26:23)
Kebersamaan Yesus bersama murid-muridnya sebentar lagi akan diuji. Yesus akan memasuki puncak pewartaan tentang Kerajaan Allah: sengsara, wafat serta kebangkitan.
Para murid masih belum mengerti apa yang dimaksudkan Yesus. Mereka selalu bersama Yesus, namun belum mampu memahami perkataan Yesus tentang sengsara dan kematian-Nya.
Yesus mengingatkan mereka, bahwa salah seorang dari mereka akan mengkhianati Yesus.
Mari kita dalami misteri Allah melalui renungan hari ini!
Renungan Harian: Rabu, 31 Maret 2021 (Rabu dalam Pekan Suci)
Bacaan Injil: Matius, 26:14-25
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.
Renungan:
Merenungkan kutipan sabda ini, rasanya ada pesan yang sangat kuat hendak disampaikan Yesus kepada para muridNya. Yesus tahu bahwa saatnya untuk menuntaskan perutusan Bapa sudah dekat. Dengan sadar dan rendah hati Yesus mau mengosongkan diri melalui sengsara dan wafatNya di kayu salib setelah Ia diserahkan oleh salah seorang muridNya sendiri.
Mungkin di antara kita pernah ada yang bertanya, “Mengapa Yudas? Apakah Yesus yang selama ini berkuasa melakukan banyak mukjizat, bahkan membangkitkan orang mati, tidak punya kuasa untuk melawan semua yang akan terjadi? Mengapa Yudas yang telah sekian lama menjadi murid dan menyertai Yesus tak mendapat rahmat untuk memutuskan menghentikan pengkhianatan terhadap Sang Guru? Ataukah ia memang ada karena dikehendaki Allah untuk melakukan semua itu agar karya keselamatan Allah dalam sengsara, wafat, dan kebangkitan PutraNya terlaksana?
Barangkali sebagian dari kita ada yang menjawab, “Yudas yang demikian diperlukan supaya penyelamatan manusia melalui salib terlaksana, lur…” Seperti halnya dosa dalam sejarah manusia yang pada akhirnya mendatangkan Kristus yang hadir untuk menyelamatkan manusia. Tapi mengapa pula Yesus mengatakan,”… akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan”?
Mari merunduk semakin dalam pada Minggu Suci ini, semoga kita semakin diijinkan untuk menyelami misteri penyelamatanNya yang agung!
*Renungan APP 2021 Keuskupan Agung Semarang
COMMENTS