Misteri pengkhianatan Yudas hingga sekarang belum terpecahkan. Allah itu Mahatahu dan Mahakuasa. Mengapa Allah membiarkan Yudas mengkhianati Yesus?
“… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku” (Yohanes, 13:21).
Pengalaman dikhianati adalah peristiwa yang menyakitkan, apalagi jika pengkhianatan itu dilakukan oleh orang yang kita pecaya atau cintai. Kepercayaan dan persaudaraan yang sudah kita bangun hancur seketika ketika pengkhianatan itu terjadi.
Banyak alasan mengapa pengkhianatan itu terjadi. Yang pasti, jika seseorang hanya memikirkan tujuannya, ingin mencari keuntungan diri dan tidak peduli akan tujuan bersama, maka ia akan mudah mengkhianati kesepakatan bersama.
Lantas, mengapa Yudas terkesan 'dibiarkan' mengkhianati Yesus? Bukankah Yesus sudah tau tentang apa yang akan dilakukan Yudas? mengapa hal itu harus terjadi?
Rencana Allah tidak bisa kita pahami jika kita melihat dari sudut pandang manusia. Di balik peristiwa pengkhianatan Yudas, ada peristiwa indah yang akan menyelamatkan kita manusia.
Simak renungan hari ini!
Renungan Harian: Selasa, 30 Maret 2021 (Selasa dalam Pekan Suci)
Bacaan Injil Yohanes Bab 13 : 21-33,36-38
"Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: “Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!” Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah itu?” Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
Simon Petrus berkata kepada Yesus: “Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus: “Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Jawab Yesus: “Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”
Hikmah Sebuah Pengkhianatan--Jika kita membayangkan diri sebagai bagian dari murid-murid Yesus maka terdapat sebuah kengerian. Seorang Guru berkata bahwa Ia akan diserahkan kepada musuh dan mengalami maut. Kengerian itu dapat kita rasakan jika salah satu dari anggota kita sedang mengalami sakratul maut. Kekhasan dari perikop ini adalah pengalaman Yesus yang dikhianati oleh Yudas. Pengkhianatan menunjukkan bahwa sebagai seorang manusia kita lebih mudah memilih untuk tidak setia dan berbuat keji.
Pengkhianatan yang dilakukan Yudas membawa konsekuensi pada penderitaan yang harus dialami oleh Yesus. Pengkhianatan Yudas membawa pada peristiwa ngeri yang harus dialami oleh Yesus. Pengkhianatan Yudas pun juga terjadi dapat terjadi pada zaman sekarang ini, mungkin saja hanya dalam skala yang lebih kecil. Pengkhianatan akan menjaga janji setia dalam perkawinan, pengkhianatan seorang teman karena didasari pada motif ekonomi dll.
Begitulah dalam persaudaraan atau persahabatan, pengalaman difitnah atau dikhianati sangatlah melukai jiwa kita. Belum lagi rasa sakit dan terluka yang amat mendalam sebagaimana dialami oleh anak-anak yang orang tuanya terus bertengkar setiap hari. Oleh karena itu masa prapaskah ini marilah kita ikut berjalan salib bersama Yesus untuk membawa seluruh pengalaman duka, dikhinati dan terluka supaya nantinya boleh disembuhkan dalam kebangkitan.
Sebagaimana badan Yesus yang rusak menjadi pulih karena kebangkitan, begitupula pengalaman remuk redam kita pun kiranya juga disembuhkan nantinya oleh berkat kebangkitan Kristus.
*Renungan APP 2021 Keuskupan Agung Semarang
COMMENTS