Banyak orang mencari Yesus karena takjub akan mujizat yang dilakukannya, tapi lupa esensi dari tindakan Yesus. Apakah motivasi kita mengikuti Yesus?
Mari kita menyelediki hati kita terdalam: apakah motivasi kita mengikuti Yesus sungguh karena kita percaya kepada-Nya? atau hanya karena kita kagum atas semua tindakan-Nya?
Makin banyak orang berbondong-bondong mengikuti Yesus, terutama ketika Yesus melakukan mukjizat. Setelah mereka melihat hal itu, mereka lalu mengikuti Dia.
Mukjizat adalah tanda dan sarana yang dipakai Yesus untuk menunjukan kehadiran Allah. Tetapi, banyak yang melihat mukjizat hanya sekedar peristiwa luar biasa.
Kita dalami renungan hari ini!
Inspirasi Injil Hari ini: Senin, 19 April 2021
Bacaan Injil : Yoh 6:22-29
“Berkerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.”
Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
"KULINER"--Apakah hobi Tuhan Yesus? Mengajar. Dia memang berkeliling untuk mengajar. Membuat mukjizat. Bukankah Yesus melakukan banyak mukjizat?
Semua dilakukan sebelum Dia bangkit dari mati. Setelah bangkit, apa hobi dari Tuhan Yesus Kristus? Ternyata, hobinya kuliner. Kemarin kita merenungkan tentang para murid yang kembali ke Yerusalem setelah bertemu Yesus Kristus di rumah Emaus dalam perjamuan (Luk 24:35-48). Ketika bertemu dengan para murid-Nya di ruang yang tertutup Yesus memakan ikan didepan mata mereka (Luk 24:42-43).
Hari ini Yesus berbicara tentang orang banyak yang mencari-Nya: bukan karena melihat tanda-tanda, tetapi karena telah kenyang makan roti (Yoh 6:26). Besok Dia akan berbicara tentang roti yang turun dari surga (Yoh 6:32-33). Semua tentang makan.
Apakah benar Yesus hobi kuliner? Beberapa kali Dia makan bersama orang Farisi, pemungut cukai dan orang berdosa. Juga menikmati perjamuan malam terakhir dengan para murid-Nya. Tapi bukan berarti bahwa Yesus suka kuliner.
Semua makan dan minum itu berbeda maknanya dari kuliner yang orang lakukan. Kini kuliner itu berarti makan di luar bersama dengan keluarga atau kerabat. Kadang juga untuk menghindari memasak di rumah yang dinilai tidak praktis dan lebih mahal.
Kuliner ala Yesus menunjukkan bahwa keselamatan abadi dilukiskan dengan perjamuan makan (Mat 25:10). Perjamuan malam terakhir (Mat 26:26-29) itu memiliki makna keselamatan. Itulah saat paling tepat bagi-Nya untuk menyerahkan Diri kepada manusia. Perjamuan itu menjiwai wafat-Nya di kayu salib, yakni penyerahan Diri secara total kepada Allah dan manusia.
Bukan hanya hobi, Yesus itu pusat kuliner. Pusat perjamuan Ekaristi adalah Yesus. Setiap kali merayakannya, kita berkuliner bersama dengan Tuhan Yesus Kristus. Sadarkah Saudara bahwa hidup Katolik mencapai puncaknya dalam kuliner rohani?
*Rm. Albertus Herwanta, O.Carm/Cafe Rohani April 2021, Hal 47.
COMMENTS