Kesedihan Maria menjadi pengalaman iman kita dalam mengenal Yesus. Tuhan menggunakan pengalaman tidak mengenakan agar kita lebih dekat dengan Tuhan.
Segala sesuatu membutuhkan proses. Agar menjadi seekor kupu-kupu yang indah, ia harus melewati proses dari telur, larva, dan menjadi kepompong. Demikian juga emas. Ia harus ditempa dalam perapian yang panas, agar nantinya menjadi emas berkualitas murni.
Iman juga demikian. Kita menjadi pribadi yang dewasa dalam iman karena melalui sebuah proses. Bisa jadi proses itu gampang. Mungkin, prosesnya juga sulit. Yang pasti, ketika kita mau melewati proses itu, makan iman kita akan menguatkan kita dalam setiap pengalaman hidup.
Pengalaman Maria Magdalena akan menjadi pembelajaran bagi kita dalam beriman. Bisa jadi, kita menjadi seperti Maria Magdalena: sedih dan hancur karena Yesus wafat. Kita juga bisa menjadi seperti Maria Magdalena yang tak mengenal Yesus yang bangkit. Tapi, bersama Maria Magdalena, kita bisa menjadi percaya, lalu menjadi saksi kebangkitan Tuhan.
Mari kita renungkan bacaan hari ini!
Renungan Selasa dalam Oktaf Paskah
Bacaan Injil: Yohanes 20:11-18
Setelah makam Yesus kedapatan kosong, Maka Maria Magdalena, berdiri dekat kubur dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka, "Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang, dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepadanya, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman. Maka ia berkata kepada-Nya, "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya, "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa.
Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Tuhanlah yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Iman Maria Magdalena--Bacaan hari ini menggambarkan tiga unsur penting dalam peristiwa penampakan Tuhan. Pertama, inisiatif datang dari Yesus. Penampakan itu terjadi karena Yesus berinisiatif menampakkan diri kepada Maria Magdalena. Pertanyaan Yesus 'Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?' cara Yesus memulai dialog dengan Maria Magdalena.
Unsur kedua, pengakuan iman. Kesedihan Maria Magdalena yang sangat dalam sudah cukup memberikan gambaran kepada kita bahwa Yesus adalah bagian penting dalam hidup Maria Magdalena. Yesus lah yang menyembuhkannya dari kuasa 7 roh jahat. Ia lalu bertobat, lalu menjadi pengikut Yesus yang setia. Pengakuan iman Maria juga ditampakan dengan tegas dengan kalimat ini: "Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Yesus adalah Tuhan bagi Maria.
Unsur ketiga, kesaksian. "Tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid, "Aku telah melihat Tuhan!". Maria melakukan apa yang diperintahkan Yesus: Menjadi saksi kebangkitan Tuhan.
Pengalaman Maria kita jadikan sebagai pengalaman iman kita. Apa pun situasi kita, Yesus selalu berinisiatif mendekati dan hadir di tengah kita. Setiap pengalaman, lihatlah dari sudut pandang iman. Karena jika tidak, kita tetap dalam kuasa kegelapan. Dan akhirnya, kita dipanggil untuk menjadi saksi kebangkitan Tuhan.
COMMENTS