Renungan Harian Katolik Kamis 10 Februari 2022. Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 11:4-13 Mazmur Tanggapan: Mzm 106: 3-4.35-36.37.40 Bait Penganta...
Renungan Harian Katolik Kamis 10 Februari 2022.
Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 11:4-13
Mazmur Tanggapan: Mzm 106: 3-4.35-36.37.40
Bait Pengantar Injil: Yakobus 1:21
Bacaan Injil: Markus 7:24-30
Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 11:4-13
"Salomo tidak berpegang pada perjanjian Tuhan maka kerajaannya dikoyakkan."
Ketika Raja Salomo menjadi tua, isteri-isterinya mencondongkan hatinya kepada dewa-dewa, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Ashtoret, dewi orang Sion, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon. Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti Tuhan, seperti Daud ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengurbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung sebelah timur Yerusalem, dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikianlah dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan kurban ukupan dan kurban sembelihan kepada dewa-dewa mereka. Maka Tuhan menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari Tuhan, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya supaya jangan mengikuti dewa-dewa lain. Akan tetapi ia tidak berpegang pada apa yang diperintahkan Tuhan. Lalu bersabdalah Tuhan kepada Salomo, “Oleh karena engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka Aku akan mengoyakkan kerajaanmu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya saja, demi Daud ayahmu, Aku belum mau melaksanakannya selama engkau masih hidup. Dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian tidak seluruh kerajaan akan Kurenggut daripadanya. Satu suku akan Kuberikan kepada anakmu demi hamba-Ku Daud dan demi Yerusalem yang telah Kupilih.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 106: 3-4.35-36.37.40
Ref. Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
- Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan aku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat, perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu.
- Mereka malah bercampur baur dengan bangsa-bangsa itu, dan meniru kebiasaan mereka. Mereka beribadah kepada berhala-berhala para bangsa, yang menjadi perangkap bagi mereka.
- Mereka mengurbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kurbankan kepada roh-roh jahat. Maka berkobarlah murka Tuhan terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.
Bait Pengantar Injil: Yakobus 1:21
Ref. Alleluya
Terimalah dengan lemah lembut sabda Allah yang tertanam dalam hatimu, sebab sabda itu berkuasa menyelamatkan kamu.
Bacaan Injil: Markus 7:24-30
"Anjing-anjing pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya. Tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus, ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu: “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Kamis 10 Februari 2022
Orang-orang Yahudi pada waktu itu sering meremehkan bangsa lain termasuk Bangsa Siro-Fenisia. Orang-orang Yahudi sering melecehkan mereka karena dianggap bukan bangsa pilihan Allah. Bahkan bangsa ini kerap menyebut bangsa Siro-Fenesia dengan sebutan anjing. Yesus memakai istilah anjing seperti yang umum dipakai oleh orang Yahudi pada waktu itu, namun Yesus tidaklah menutup pintu terhadap permintaan wanita itu. Istilah yang Tuhan Yesus gunakan kepada perempuan siro Fenisia ini bukanlah istilah anjing liar di jalanan, melainkan anjing rumah sebagai binatang piaraan yang disayangi.
Perempuan bangsa Siro-Fenesia datang pada Yesus dan memohon kepada-Nya agar mengusir setan dari tubuh anaknya. Yesus, yang hidup di sekitar orang-orang Yahudi, tampak menunjukkan sikap seperti orang-orang Yahudi lainnya di hadapan perempuan itu. Yesus tidak langsung mengabulkan permintaan perempuan itu, Yesus mengatakan bahwa Ia diutus untuk orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi disebut sebagai anak-anak Allah dan bangsa lain bukan. Tapi, perempuan itu tidak menyerah. Dengan penuh kerendahan hati, ia terus memperjuangkan keinginannya dan mengakui semua yang dikatakan Yesus kepadanya. “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Kata wanita itu. Ia mampu meluluhkan hati Yesus. Akhirnya Yesus terkagum-kagum dengan apa yang dikatakan perempuan itu.
Tekad perempuan Siro-Fenisia mengingatkan kita untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi semua permasalahan hidup. Kerendahan hatinya membuat ia terus berjuang untuk kesembuhan anaknya dan menyaksikan mukjizat Yesus. Kemauan yang kuat dan doa mengharap belas kasih Tuhan adalah kekuatan yang membawa kita keluar dari masalah kesulitan hidup kita.
Doa Renungan Harian Katolik
Allah Bapa Yang Maharahim, kami mohon ampun bila kami sampai melanggar perjanjianMu. Semoga kami lalu Kaubangkitkan dan Kaujadikan manusia baru berkat sabda Yesus, Putra-Mu terkasih, Dialah Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
COMMENTS